RSS

Kontroversi buku: ternyata nabi adam dilahirkan

14 Nov

TernyataJudul : Ternyata Adam Dilahirkan, Adam tak diusir dari sorga
Penulis : Agus Mustofa
Penerbit : PADMA Press – Surabaya
Cetakan I : Juni 2007
Tebal : 256 halaman

Perdebatan akan asal-usul manusia atau bahkan kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini masih menjadi tanda tanya besar dan diskusi panjang yang tiada habisnya. Beberapa teori ilmiah telah mencoba untuk menjawab itu semua. Akan tetapi terus mengalami keraguan dan kesangsian setelah diuji seiring perubahan waktu yang menjadikannya tidak dapat diterima lagi. Salah satunya adalah teori evolusi yang ditelorkan oleh Darwin. Konsep kehidupan yang, menurutnya, berawal dari satu spesies hingga memunculkan beragam makluk hidup seperti sekarang ini. Termasuk adanya manusia sebagai makluk yang paling cerdik.

Disisi lain, sejarah penciptaan manusia sebenarnya telah melegenda. Berawal dari satu manusia laki-laki dan satu manusia perempuan yaitu Adam dan Hawa. Sebagaimana diinfomasikan oleh dogma agama-agama besar (Yahudi, Nasrani dan Islam). Hingga pada abad ini telah melahirkan (memunculkan) lebih dari 6 miliar manusia. Tersebar di segala penjuru dunia. Dari cerita ini, banyak manusia yang percaya begitu saja, walaupun memang ada hal-hal yang sedikit tidak masuk akal. Penjelasan singkat dan ringkas yang dianggap cukup dan tidak adanya kekritisan umat dalam beragama.

Diantaranya ialah bahwa Adam diciptakan oleh Tuhan dari tanah liat yang dibentuk semisal sebuah boneka. Kemudian ditiupkan kepadanya ruh. Maka jadilah Adam manusia dewasa yang hidup seketika itu juga. Selanjutnya di tempatkan di dalam surga. Tapi Adam merasa kesepian karena hanya seorang diri. Maka Tuhan pun menjadikan calon istrinya – Hawa. Caranya, Tuhan mengambil salah satu tulang rusuk Adam. Dari tulang rusuk Adam itulah kemudian tercipta Hawa sebagai manusia dewasa yang hidup.

Tak heran, cerita akan hal itu semua bertebaran dengan sangat bebas dan beragama. Mulai dari yang bersifat doktrin, tafsir, dongeng, legenda hingga pada penelusuran yang bersifat ilmiah. Dibandingkan dengan berbagai makhluk lainnya, manusia memang sangat istimewa. Manusia yang benar-benar menjadi aktor utama dalam kehidupan di jagat raya ini. Pemimpin kolektif atas segala fasilitas kehidupan yang telah tersedia secara ajaib di planet yang sangat istimewa pula ini.

Dalam serial diskusi tasawwuf modern kali ini, Agus Mustafa kembali mengahadirkan buku yang sangat (selalu) kontrovesial. Tidak main-main, beliau memberikan nama judul bukunya dengan “Ternyata Adam Dilahirkan”. Menjadikan simpang siur pemahaman tentang penciptaan Adam meskipun sama-sama bersumber pada Al-Qur’an (kita suci umat Islam). Menurut penulis buku ini, kebanyakan umat Islam tidak mengambil ayat-ayat Al-Qur’an secara utuh dan holistik yang akhirnya memunculkan pemahaman yang sepotong-potong.

Pembahasan di dalam buku ini, Agus Mustafa, mengajak seluruh pembaca untuk kembali membuka tirai gelap proses penciptaan Adam dan Hawa yang juga tertuang dalam Al-Qur’an. Dengan harapan tidak bersikap apriori terlebih dahulu terhadap sudut pandang baru (”negatif”) dalam memahami hal ini. Pemahaman akan Al-Qur’an yang kebenarannya tidak diragukan lagi seraya dibuktikan pula dengan penemuan-penemuan ilmiah termuktahir yang selama ini justru diperoleh oleh ilmuwan-ilmuwan non-muslim.

Tidak dapat terelakkan lagi memang, perdebatan sengit seputar asal-usul kehidupan makhluk hidup tidak akan pernah padam sepanjang sejarah manusia masih terus berlangsung. Akan tetapi setidaknya akan terus hanya terdapat dua kelompok besar dalam hal ini. Pertama adalah kelompok agamawan dan yang kedua adalah kelompok ilmuwan. Pada masing-masing kelompok juga tentunya terbagi dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

Dikalangan umat Islam sendiri misalnya, juga masih belum ada kesepakatan tentang hal ini. Secara umum, kebanyakan umat Islam memiliki pandangan bahwa Allah menciptakan manusia pertama dari tanah dengan mengucapkan “kun“. Maka seketika itu pula terciptalah Adam. Sedangkan Hawa (istrinya) diciptakan dari tulang rusuk dari dirinya yang kemudian diucapkan pula oleh Allah “kun“.

Padahal, hasil penelusuran penulis buku ini, Al-Qur’an tidak pernah menyebut bahwa Adam sebagai manusia pertama dan Hawa manusia kedua yang diciptakan setelah Adam. Banyak ayat dalam Al-Qur’an jutsru memberi indikasi kuat bahwa Adam dan Hawa adalah salah satu dari sekian banyak species manusia yang telah ada pada waktu itu. Misalnya dalam QS. Al-A’Raaf (7) ayat 10-11. begitu pula dalam QS. Ali Imran (3) ayat 33 dan masih banyak lagi dalam beberapa ayat-ayat lainnya.

Dari sini, sesungguhnya para pembaca kembali digugah kekritisannya dan juga dituntut untuk terus mendiskusikan akan asal usul pencipataan manusia sebagaimana Al-Qur’an telah memberikan “sinyal-sinyal” yang tentunya menjadikan penasaran berat. Dan yang menarik, perkembangan ilmu pengetahuan manusia semakin lama semakin mendekati “tirai pembatas” kaburnya sejarah manusia itu sendiri.

Sebagaimana sejarah penciptaan manusia sendiri ternyata telah terekam dalam DNA sebagai penyusun genetikanya. Dari sanalah misteri penciptaan “manusia pertama” akan mulai terbongkar kembali. Dengan kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an yang tidak ada keranguan didalamnya serta dukungan hasil penelitian ilmiah termuktahir, manusia bakal bertemu dengan sebuah surprise tentang sejarah “drama superkolosal” di planet biru ini.

Saya berusaha membantah pemikiran Agus sebagai berikut:
Tidak disebutkan di dalam al-Quran bahwa Nabi Adam dilahirkan sebagaimana tidak juga disebutkan bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama. Jika demikian, berarti kedua-dua pemikiran itu sama-sama sah. Maka istilah “Nabi Adam dilahirkan” itu hanya pernyataan sepihak dari orang yang berpandangan demikian. Orang yang berbeda pendapat dengannya sah mengatakan: “Ini pemikiran yang batil”.

Saya cenderung lebih terbuka dan demokratis. Jika memang apa yang dikatakannya benar, maka orang yang berbeda pandangan sudah seharusnya “bertaubat” dan mengikutinya. Selagi masih bisa dibantah dengan dalil dan argumentasi yang kuat, maka dengan sendirinya peluang untuk mendapatkan kebenaran masih sangat terbuka. Kalau saya lihat dalil-dalil yang dikemukakan Agus, itu hanya penafsiran dia saja bahwa Nabi Adam itu dilahirkan. Jadi, kalau Agus tidak punya background ilmu tafsir, pendapatnya ini bisa saja diabaikan. Sangat jauh berbeda jika yang mengatakannya ahli tafsir. Tetapi, tidak apa kita bedah sedikit untuk memperlihatkan kebenaran dan kekeliruannya.

Di dalam resensi buku tersebut ada kalimat, “Menurut penulis buku ini, kebanyakan umat Islam tidak mengambil ayat-ayat Al-Qur’an secara utuh dan holistik yang akhirnya memunculkan pemahaman yang sepotong-potong.” Istilah “kebanyakan umat Islam” bisa termasuk di dalamnya para ulama. Jika para ulama dimasukkan ke dalamnya, sehebat apakah Agus Mustofa sehingga dia merasa bahwa para ulama tidak mengambil ayat-ayat al-Quran secara utuh dan holistik. Jika kita mengambil istilah “utuh”, berarti juga mengambil istilah “kaffah”. Apakah hukum Islam sudah ditegakkan oleh Agus? Apakah Agus juga menghendaki sistem Islam berjalan di Indonesia? Kalau Agus memang sangat menginginkan penerapan Islam dalam seluruh kehidupan, sah-sah saja Agus berkata seperti itu. Tapi kalau tidak, ya dia menganut pemikiran Yahudi. Karena orang Yahudi itu mengambil ayat yang satu dan membuang ayat yang lain. Menurut orang Yahudi, ayat yang lain itu tidak berguna baginya. Seharusnya, masalah ini juga menjadi renungan buat Agus sendiri.

Tidak selamanya pemikiran yang mapan itu salah. Misalnya saja pemikiran bahwa shalat itu lima waktu. Pemikiran ini sudah tidak bisa dibantah lagi. Yang membantahnya justru orang yang tidak punya kerjaan atau hanya sekedar mencari sensasi dan popularitas. Apakah Nabi Adam itu diciptakan secara terpisah, sebagaimana yang menjadi pendapat mayoritas agama samawi, adalah salah? Ketika saya membaca ayat-ayat al-Quran, justru saya semakin yakin bahwa Adam itu diciptakan secara terpisah atau tidak dilahirkan dari makhluk sebelumnya. Meskipun saya tidak meragukan pendapat yang mengatakan bahwa sebelum Nabi Adam ada makhluk yang mirip manusia. Imam Ali menyebutnya “halgan nas nas”. Mahmud Ayub menafsirkan kata ini dengan “makhluk mirip monyet”. Kalangan ilmuwan menyebutnya “manusia purba”. Tidak bisakah Allah menciptakan dengan mengatakan “kun fa yakun” – Jadi, maka jadilah pada saat itu juga? Tidak perlu menafsirkannya lagi panjang lebar dengan mengatakan bahwa kata itu tidak secara jelas meniadakan proses. Jika kita sudah berpikir bahwa kekuasaan Allah itu terbatas dan Allah tidak mungkin melakukannya, itu saja sudah menganggap bahwa kemampuan Allah itu tidak ada bedanya dengan kemampuan makhluk-Nya. Naudzubillah!

Coba kita lihat ayat-ayat yang dijadikan dalil penulis buku tersebut. Misalnya QS. Al-A’Raaf (7) ayat 10-11 yang berbunyi: “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: ‘Bersujudlah kamu kepada Adam’, maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.”

Apakah ayat ini secara implisit maupun eksplisit mengatakan bahwa Nabi Adam dilahirkan? Padahal ayat 10 itu tidak ada hubungannya dengan ayat 11. Lalu kenapa digabungkan oleh penulisnya? Jika kita ingin memahami ayat 10 secara utuh, maka kita harus melihat ayat-ayat sebelumnya, bukan pada ayat 11. Dan kalau kita ingin memahami ayat 11, maka lihatlah ayat sesudahnya. Para mufasir sering melakukan hal yang semacam ini dan hasilnya dengan baik dapat dilihat pada al-Quran terjemahan depag. Di dalam satu surat biasanya suka ada judul bab ayat, misalnya, ayat 1-5 tertulis tentang “Kewajiban mengikuti wahyu dan akibat menentangnya.” Nanti ayat selanjutnya, misalnya, ayat 6-10 berbicara tentang “Permusuhan syetan terhadap manusia”. Penulisan-penulisan bab seperti ini agar pembaca al-Quran dapat memahami maksud dari ayat-ayat al-Quran itu sendiri. Para mufasir modern lebih senang menerapkan tafsir semacam ini. Istilahnya “Maudhu’i”. Hal ini dapat dilihat mulai dari Tafsir al-Maraghi, Fi Zhilal, dan buku-buku Dr. Quraish Shihab. Misalnya ayat-ayat al-Quran tentang shalat dikumpulkan kemudian ditafsirkan. Hal ini membuat hubungan antara ayat dengan ayat yang lain semakin terlihat pada satu bahasan tertentu.

Ayat selanjutnya yang dijadikan acuan adalah QS. Ali Imran: 33: “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat.” Apakah menurut Anda ayat ini mengatakan bahwa Nabi Adam itu dilahirkan? Tidak! Saya tidak hendak mengatakan bahwa tidak ada makhluk yang mirip manusia sebelum Nabi Adam atau pada saat Nabi Adam hidup. Jika merujuk pada teori Lineus, yaitu teori kemiripan desain. Tentu bisa saja demikian. Monyet itu memang ada kemiripan dengan manusia (Adam), tapi bukan berarti manusia itu keturunan (berkerabatan) dengan monyet. Atau monyet melahirkan manusia. Monyet ya monyet, manusia ya manusia. Kalau ada bukti bahwa manusia keturunan monyet, buktikan kepada saya sekarang juga! Lha, para ilmuwan pada saat ini saja sedang bingung mencari mata rantai yang hilang (missing link). Apalagi orang awam. Misalnya saja ada yang mengatakan bahwa missing link itu adalah manusia purba Neanderthal. Tapi ternyata teori tersebut diruntuhkan sendiri oleh hasil penemuan terbaru. Jadi hingga kini belum ada bukti sedikit pun bahwa missing link itu benar-benar ada. Profesor Phillip Johnson dari Universitas California mengatakan, Teori Darwinisme meramalkan adanya sebuah “kerucut peningkatan keragaman”, yang mana organisme hidup pertama, atau spesies hewan pertama, secara bertahap dan kontinyu menjadi beragam dan menciptakan tingkat taksonomi yang lebih tinggi. Namun catatan fosil binatang lebih mirip kerucut yang terbalik, yaitu banyak filum yang berada di jenjang awal, dan setelah itu semakin berkurang.

Mengenai Siti Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam, itu bukan dongengan atau khayalan orang-orang, tapi berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dan hal ini sudah menjadi jumhur mufassirin atau kesepakatan ahli tafsir. Jadi, Agus Mustofa pakai dalil yang mana? Dan, apakah jumhur mufassirin lebih jelek penafsirannya ketimbang Agus? Jika ilmu agama Agus lebih hebat dari Imam Thabari, Imam Ibnu Katsir, Imam as-Suyuti dan ulama-ulama ahli tafsir lainnya, ya ngga apa-apa. Tapi, siapa sih Agus? Apakah dia telah menghasilkan karya yang serius sebagaimana ulama-ulama tersebut telah menghasilkannya?

Mengapa ayat yang berhubungan dengan penciptaan Adam mengatakan bahwa Adam diciptakan dari tanah, sedangkan ayat lain yang berhubungan dengan bani (keturunan) Adam mengatakan bahwa manusia diciptakan dari air mani yang hina (sperma)? Ini saja sudah membuktikan bahwa Nabi Adam As. itu berbeda dengan keturunannya yang jelas-jelas DILAHIRKAN. Baca ayat: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka.” (QS. al-A’raf: 172). Tidak ada ayat yang secara tegas berbunyi bahwa Nabi Adam dilahirkan sebagaimana ada ayat yang tegas mengatakan bahwa keturunan Nabi Adam itu dilahirkan. Lihat juga QS. al-Hijr: 26, al-A’raf: 12, al-Isra: 61, Shaad: 71. Tentang keturunan Adam diciptakan dari “air mani” dapat dibaca pada QS. al-Ma’arij: 39, al-Mursalat: 20, al-Haj: 5, al-Kahfi: 37, al-Mu’minun: 12-14, Fathir: 11, Yasin: 77, an-Najm: 46.

Dari semua pemikiran Agus tersebut dapat diruntuhkan dengan satu ayat. Ini mungkin sedikit ekstrem, tapi simaklah baik-baik ayat ini: “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: ‘Jadilah’ (seorang manusia), maka jadilah dia.” (QS. Ali Imran: 59). Mengapa Allah menurunkan ayat ini? Bacalah ayat-ayat sebelumnya. Ayat-ayat itu membantah ketuhanan Isa (Yesus). Jika memang Yesus itu Tuhan atau anak Tuhan karena tidak memiliki bapak, bagaimana dengan Adam yang tidak memiliki bapak dan ibu? Tentu dalam hal ini Adam lebih hebat daripada Yesus dan belum terdengar di telinga kalau ada orang yang menuhankan Adam. Jadi, dari ayat ini secara tegas mengatakan bahwa “NABI ADAM TIDAK DILAHIRKAN TETAPI DICIPTAKAN DARI TANAH.”

 
46 Komentar

Ditulis oleh pada November 14, 2008 inci Refleksi Jiwa

 

46 responses to “Kontroversi buku: ternyata nabi adam dilahirkan

  1. Iyan

    November 19, 2008 at 11:55 am

    Salam hangat mas indra, saya sependapat dengan argumen mas indra, memang di akhir jaman ini banyak sekali hal-hal aneh yang nyeleneh ttg penafsiran al-qur’an, semoga 4JJI SWT selalu memberikan taufik dan hidayahnya bagi kita semua dan senantiasa mendapat petunjuknya, dan kita memohon kepada 4JJI SWT agar jangan memalingkan keimanan kita setelah diberikan petunjuk yang lurus oleh 4JJI SWT. amin.

     
    • triyono

      Januari 5, 2013 at 12:16 am

      tidak dianjurkan menulis kata Allah dengan 4JJI, 4JJI artinya For Judas Jesus Isa Almasih

       
  2. RichHeart

    Desember 10, 2008 at 12:17 am

    Assalamu ‘alaykum

    Menarik memang kalau kita mengkritisi dan menganalisis berbagai karya dari penulis yang (sangat dan selalu) kontroversial semacam Agus Mustofa (AM).
    Menurut SAYA (yg bukan ahli hadits ataupun pakar tafsir), siapapun (selain Nabi Muhammad saw) mempunyai kemungkinan berpendapat salah dan benar, termasuk Anda dan saya, bukankah begitu?
    Jika Anda tidak sependapat dengan AM, bisa jadi Anda yang benar tapi bisa juga malah AM yang benar. Apakah Anda seorang ahli hadits atau pakar tafsir? Kalau bukan, mengapa Anda bisa meruntuhkan pendapat AM dengan dalil satu ayat (3:59) tersebut. Bukankah ini sedikit aneh? AM yang menguatkan pendapatnya dengan dalil berpuluh-puluh ayat Quran, menurut Anda pendapatnya belum tepat dan hanya runtuh dengan hujjah 1 ayat saja. ???
    Mending sama-sama kita menahan diri untuk saling menyalahkan. Bisa jadi Anda benar dan saya salah, namun bukankah akan lebih objektif kalau kita bisa mendalami lebih jauh segala informasi yang kontroversial menggunakan qolbu dan pikiran yang jernih?
    Seingat saya AM juga menggunakan ayat yang Anda pakai sebagai dalil tersebut (3:59) dalam buku sebelumnya, yang intinya AM berpendapat bahwa “jika permisalan Isa di sisi Allah seperti permisalan Adam” bisa juga to kita berpendapat “permisalan Adam seperti Isa”? AM menggunakan logika Matematika, jika A=B maka boleh juga kita katakan B=A.
    By the way, walaupun saya pribadi tidak seluruhnya sependapat dengan AM, saya acungkan jempol buat beliau yang telah menggugah ribuan otak orang-orang Islam khususnya di Indonesia untuk bangkit dari tidurnya yang berkepanjangan, tidur dalam buaian taqlid dan kesombongan merasa dirinya paling benar.

    Jika Anda tertarik untuk berdiskusi dengan saya, silakan kunjungi blog saya di: http://rahmatbagisemesta.blogspot.com

    Wassalamu ‘alaykum wr wb.

     
    • arry_rv03

      Januari 10, 2012 at 3:37 pm

      Oalahh Mas2..sampeyan ini kok rada aneh juga komentnya yaaaa…lha wong maksudnya Mas Indra itu kan ingin meluruskan orang yg berfikir nyeleneh kok malah didebat dg argument2 yg menurut saya tdk kalah nyelenehnya dg saudara AM tsb… Gini deh terus terang kalau saya pribadi ngaku bukan orang yg pakar soal AL-QUR ‘AN & Hadist, tapiiii makin tambah umur saya makin yakinlah saya ttg apa saja yg telah diajarkan oleh guru2 agama saya tempoe doloe. Saya yakin 1000% kok & tdk merasa perlu untuk membantah ajaran2 maupun dogma dalam agama saya yg tercinta ini “Islam”…karena itu saya bersukur sekali telah terpilih lahir sebagai Muslim, yg mana kesahihan dlm agama saya ini sdh tdk perlu diperdebat kusirkan lagi macam debat kacang gorengnya para politikus. Mengapa???? Karena sejatinya kita yg mengaku Muslim beragama Islam, harus ikut apa yg sdh diajarkan, dimaklumatkan, diwartakan ,dlsb …oleh sang Rasul Akhir Zaman Nabi Muhammad SAW, wajib itu! Gak perlu diperdebatkan lagi..lha soal2 yg diributken tadi kan sdh ditermasuk dalam ajaran beliau,ya sudah ikuti saja. Saya berpesan hati2 lho kalo sering memperdebatkan atau bahkan memutarbalikan ajaran2 dalam agama Islam, sebab itu konon mirip dg kelakuannya kaum Yahudi dizaman para Nabi2 terdahulu, suka nyeleneh akhirnya malah jadi kaum/bangsa yg dilaknat TUHAN….sudahlah gak usah repot2 bikin opini aneh soal Nabi Adam, kalo sampeyan2 gak puas toh nanti diakhir zaman semuanya bakal terjawab kok!!!!

       
  3. aku

    Februari 20, 2009 at 1:03 pm

    Oalah..agOess aGoeSss… AgoEsSsS

    teliti dulu Ayam & teLornya, Ayam Dulu atau Telornya, GUS ??
    Ada NggaK.. Ayam Purba Mas, GUS ??
    Itulah Kekuasaan ALLAH…, AllAh MAHA BESAR, ALLAH adalah TUHAN MAHA…

     
  4. brad

    Mei 27, 2010 at 8:44 am

    Tulisan diatas menyatakan pikiran dengan keputus asaan, bahwa manusia adalah mahluk yang lemah berfikir yang mengganggap bahwa Allah adalah seperti pesulap “sim salabim” atau “kun fayakun” padahal dalam menurunkan hujan saja Allah menunjukan sebuah proses dari penguapan air oleh matahari yang menjadi awan dan terkonsetrat kemudian dirubah massanya hingga jatuh kebumi sebagai tetesan AIR (atas Doa Manusia yang memintanya)

     
    • kahfi

      Desember 18, 2012 at 11:58 am

      bgaimana bisa anda menganalogika sesuatu yang kecil dengan yang besar?? proses uap air dan hujan bukan lah persamaan yang absolut,

       
  5. harrem

    Juni 24, 2010 at 2:50 pm

    Islam adalah agama yang menuntun ilmu pengetahuan;
    Dan inti dasar ilmu pengetahuan adalah = sebab – akibat..!!!
    ingat, sebab akibat…!!!!

     
  6. felix

    Agustus 30, 2010 at 3:39 am

    wah..yg kya gni msih j ada yg dkung..makin parah j org2 krg y…demokrasi tp berbuat sesuka hati…yg bener di salahin yg salah di benerin…makin gmpang j wat sesat…ulama2 dh brkurang..ayt2 alqur’an dh drobah2..tanda2 kiamat mkin bnyak j yg muncul..jgn di pelihara dh paham2 egoisme..g bae wt dri sndiri n org lain…cz g tw kn org yg ngmong ky gt wafat’a gmn….g ush bwt doktrin2 yg g jls..mnding bnyk2 do’a j mnt ampun sm allah swt..g tkut dosa x ye..tmbh bnyk j bhn bkr api neraka..naudzubillah

     
    • aziz

      Oktober 27, 2013 at 8:35 pm

      sy setuju dgn kata” bpk…

       
  7. Rosyid

    Oktober 3, 2010 at 11:28 am

    Tentu tiap orang boleh saja mengemukakan pendapat beserta argumen.

    Saya membaca beberapa buku Agus Mustofa. Saya anggap saja membaca buku biasa, ada sebagian yang saya setuju dan sebagian lagi tidak.

    Kritik mas diatas juga saya rasa beralasan dan tidak berlebihan. Kecuali pada bagian yang mas beberap kali mengatakan “Siapa sih Agus Mustofa?” dan dibandingkan dengan ulama terdahulu. Saya kok kurang sreg dengan ungkapan mas yang itu.

    Poin pertama: Ilmu pengetahuan merubah sudut pandang, penafsiran ulama terdahulu bida saja dikembangkan. kalau masalah ubudiyat (solat,puasa,zakat,haji) memang sudah jelas, namun di wilayah2 lain tentu bisa berkembang. Lihat saja ayat tentang besi yg dalam Al-Qur’an di katakan “diturunkan”, ulama terdahulu akan menjelaskan “diturunkan” artinya diciptakan.
    Sekarang, ilmu astronomi mengetahui kalau besi memang “turun” kebumi saat terbentuknya bumi, bukan produk asli bumi. Jadi benar-benar “diturunkan”.

    Poin ke dua, saat anda mengatakan “Siapa sih Agus Mustofa”, seharusnya jangan membandingkan dengan orang lain. Agus mengkritik pendapat ulama terdahulu melalui bukunya yang saya rasa cukup berbobot. Anda mengkritik Agus lewat tulisan yang berisi arguman saja. Saya kira lebih bijak kritik biasa saja, ungkapan seperti “Siapa sih Agus Mustofa?” justru memperlihatkan bahwa sisi emosi cukup berperan dalam kritik anda. Emosi = kurang obyektif. Dan kata-kata yg menyepelekan orang yg anda kritik justru menggambarkan bahwa anda sendiri kurang yakin dengan kekuatan argumena anda.

    sekian.

     
  8. mad

    Oktober 28, 2010 at 11:05 am

    mas ato mba…

    saya rasa tak perlu di pungkiri lagi bahwa islam = sains, dan sains = islam.

    karena saya sebagai orang yang baru belajar soal Qur’an ada benar dan ad salahnya apa yang di katakan Si agus itu…

    bagian yang benar adalah Adam bukan manusia pertama di dunia.
    tapi Homo sapiens (manusia modern) pertama didunia. hal ini di sebutkan dalam AlQuran surat Al Baqorah(2) ayat 30 , yang di tafsirkan sbb: ingatlah Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “sesungguhnya aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” mereka berkata ,” MENGAPA ENGKAU HENDAK MENJADIKAN KHALIFAH DI BUMI ITU ORANG AKAN MEMBUAT KERUSAKAN PADANYA DAN MENUMPAHKAN DARAH, padahal kami senantiasa memuji dan mensucikan engkau?” Tuhan berfirman ,” sesunguhnya aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui.

    dari ayat diatas menyatakanbahwa mahluk Allah yang disebut malaikat itu yang kita tahu dan diberitahukan bahwa mereka ahli ibadah, tak pernah ingkar dan membantah Allah malah mempertanyakan keputusan Allah, dan malaikat mengatakan bahwa manusia akan membuat kekacauan padahal manusia belum diciptakan. dengan demikian saya menyimpulkan bahwa manusia purba yang mirip monyet itu pernah ada tapi kita bukan produk dari mereka. Kita ciptaan baru yang paling sempurna. dan sekarang mungkin masih dalam penelitian apakah pada saat adam diturunkan ke bumi para manusia monyet itu masih ada atau telah di musnahkan.

    dan bagian yang salah adalah adam dilahirkan. adam itu diciptakan dari tanah di surga dengan menggunakan dasar dalil yang sama dengan artikel diatas.

    yaaaahhhh saya hanya manusia yang ingin menyampaikan kebenaran bukan pembenaran jadi kalau ada koreksi, silahkan saja…

    karena sain= islam dan islam=sains, semua ad prosesnya. dan pembuktian mutlak digunakan untuk mempertebal keimanan.

     
  9. Lugas

    Desember 8, 2010 at 6:23 pm

    Assalamu’alaikum…
    Aq hanya ingin menginformasikan, sebenarnya yg berpendapat Adam bukan manusia ptm. jauh telah ada sblm Agus Mustopa misalnya HAMKA, dan yg lain berpendapat juga bahwa Adam bapak kita adalah yg pertama dari beribu-ribu yg ptm. Tentang surga yg didiami oleh Adam tafsir Almaragy jauh sudah membahasnya bahwa jannah artinya taman atau dataran tinggi yg letaknya sekitar Palestina (bukan surga di awang2), so Agus Mustopa tidak sendirian. sejak dulu aq yakin pnciptaan Adam tdk langsung “jreng jadi” pasti melalui proses, hanya penjelasan AM lebih aq pahami bahwa dlm segala ssuatu misalnya sel manusia sudah ada kode2 perintah (kode2 prth ini yg aq pahami sbg kun). Kalau kita mbhas asal usul Adam, biasanya difonis bahwa teori Darwin sesat n kafir pdhal mnrut Quraish Shihab “teori Darwin” jangan dibawa2 kpd “Agama” baik yg pro maupun yg kontra. Dg kehati2an si pakar Tafsir ini, scr eksplisit mnrut sy Qursh Shihab juga ada keraguan thd doktrin “Agama” yg mengatakan Adam manausia ptm. Wassalamu’alaikum….

     
  10. siswono

    April 2, 2011 at 7:24 pm

    perlu kita ketahui bahwasanya perbedaan janganlah terlalu diperdebatkan sehingga kita lupa akan persatuaan yg nantinya akan berujung pada perpecahan…..biarlah itu hanya masalah keyakinan yg tiap individu sama2 kuat dalam menjaga keyakinannya dengan catatan segala kekurangan akan di tanggung sendiri atau akan dipertanggung jawabkan nanti…perbedaan adalah bukti kemajuan pemikiran pada umat manusia. janganlah kita mengikuti filsafat atau metode2 aliran barat yang mana apabila para ahli menemukan thesis baru thesis yg lama itu malah dihancurkan atau di patahkan. tidak begitu kita orang muslim yang harusnya saling merangkul apabila terdapat persepsi,pernyataan atau thesis baru maka yang lama jangan pula dihancurkan tetapi dirangkul dijadikan kajian untk mencari kebenaran. bukannya penemuan2 atau pemkiran2 itu bagus sbagai tanda responnya dan memacu kita sbg umat manusia untuk mengkaji atau mempelajari lebih dalam lg tenang al-qur’an 🙂

     
  11. Ayhank

    Agustus 31, 2011 at 5:06 pm

    Assalamu alaikum, sy cenderung sepakat dgn pemikiran mas Indra. Sy org awam dengan pgetahuan agama. Tp melihat judulnya sy sering bertanya dihati kecil Apakah bapak Agus M wkt mnulis judul Niat ikhlas Lillahi Ta ala atau agar bukux laris terjual krn judulx yg mencengangkn smua org! yg saya mau tanyakan juga Jika benar Nabi Adam dilahirkn, siapa yg Melahirkan?. Krn stahu saya beliau diciptakan dr Tanah. Mnurut (Quran. Surah Al-Imran : 59) dengan Kalimat Allah “Kun FayaKun”. Allah maha kuasa dan Berkehendak, mnurut saya tdk semua bahasa Al-Quran bisa dijangkau dgn sains krn itu hanya sebagian dari Tanda2 kekuasaan-NYA. krn ada ayat Al-Quran juga bercerita ttg Tongkat Musa, Waktu nabi Ibrahim dibakar, Isra dan Mi’raj Rasulullah, dan lain sebagainya yg telah menjadi ketentuan Allah, sy sebgai org awam cuma takut dan sedih ketika Al-quran ditafsirkn berbagai macam sesuka hati sdgkn kebenaran hanya ada pada sisi Allah saja. Alangkah lebih baik Pak Agus sebagai seorg ulama membahas masalah Akhlak kami semua (punggawa2 Islam masa depan) yg sdh semakin dekat dgn kebobrokan moral. Kami Islam yg tdk mengenal agamanya sendiri, ttg tauladan Rasulullah. ttg akhlak Islami remaja. Insya Allah itu akan lebih mendekatkn anda dgn syurga drpd menciptakn kotroversi. Maaf klo ada kata2 yg tak berkenan. Wassalam.

     
  12. EsDe

    September 3, 2011 at 12:34 am

    Assalamu ‘alaikum..
    Terlepas dari pemikiran agus mustopa yang keminter itu, saya hanya akan sampaikan beberapa hal saja :
    1. agus memahami alquran dari terjemahnya (hehehehe, nekad dan pede bener), bukan dari lughah ashalah (bhs asli), tafsir mu’tabar dan hadits serta syarahnya (Dari sini aja sudah cukup jelas dan dapat diukur, sehebat apa pemahaman agama mustopa). Dan sebenarnya di sinilah sumber dari segala bencana kenylenehan otaknya.
    2. sejak dulu, org2 yg pemikirannya kontroversial selalu cepat terkenal. sgt mgkn mustopa juga kepingin gitu. ya nggak nuduh tetapi ada sinyal kuat ke arah sana.
    3. Org2 spt mustopa sangat ditunggu2 yahudi dan musuh2 islam utk dimanfaatkan, ya mustopa nggak ngerti wong dia merasa bener kok. Lihat di blog-2 dan di forum2 diskusi semisal ini, banyak sekali pembela2 mustopa, mrka ada 3 golongan, pertama org2 sangat2 awam yg gak ngerti apa2 sm sekali ttg islam, org2 yg yahudi dan orang iseng, biar forum tambah rame.
    4. Jama aaaaaaaaah oh jamaah, apakah anda ingin tahu, kenapa mustopa selalu kontroversi? Ych biasalah dalam dunia bisnis, semua sah2 aja. Ya utk menarik orang mau baca buku tersebut spt apa. otomatis mendompleng penjualan. hahahaha, dalam hal ini saya akui topa pinter memang. Mmg Ada bbrp segmen yg ingin ditembak oleh mustopa : – yahudi, org bodoh, orang kritis, para aktivis, ulama dan kaum pemuda muslim. Jujur gak jujur segmen itu sangat pas buat buku mustopa.
    5. Saya mmg gak punya hak apapun utk mencegah “konyolisme” dan “dagelanisme” pemikiran topa, silakan topa, saya hanya mengingatkan “semua ada balasannya di hadapan Allah”. Silakan aja jalan terus, silakan aja nyetak buku yg banyak-banyak, banyak kok yang nunggu2 lagi.
    6. Ada yg bilang, buku topa diakui para ulama lo, buktinya gak ada ulama yg nanggapin?! Hahaha, sp blg?! kalangan ulama besar msh memicingkan mata, gak mau komentari buku2 topa, mrka fokus kepada mslh “ushulud dien” sbb buku2 tsb dianggap buku TK yang tak peru dikomentari. tp jika ank teka tsb sudah berani memegang pisau, mka pisau tsb harus direbut dan ank tsb hanya bisa menangis.
    7. Kepada semua yg baca tulisan aku ini, gak usah marah. aku bebas mau ngomomng apa aja, gak mmbahayakan agama kita kok, drpda si Tk Topa itu.

     
  13. EsDe

    September 3, 2011 at 12:57 am

    Waduh maaf lupa. Saya bacakan hadits dalam kitab shahih bukhari dalam kitaabut tafsiir, arab aslinya begini :
    Rosulullahs saw bersabda : Man fassara bira’yihi fal yatabawwa’ maq’adahu minan-naar= brgsiapa yg menafsirkan alquran dengan akalnya sendiri, bersiap-siaplah ditempatkan di neraka.
    Jika dibuka dalam syarahnya Fathul baary Lisy-syaikh al-Hafiz Abi’l Fadal Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Hajar al-Asqalani al-Misri, di sana dijelaskan, makna hadits tersebut, bahwa menafsirkan alquran itu hrs dgn pemahaman para sahabat, mrk org2 sgt dkt dgn nabi, yg mana mereka mampu mnjlaskan ayat dgn ayat, ayat dgn hadits dan ayat dgn pndpt para pakar ilmu dien yang bnr2 diakui ummat sedunia. bukan memahami quran dari terjemah..wkwkwkwkw…

     
  14. Ayhank

    September 3, 2011 at 9:33 am

    Assalamu alaikum, Sy hanya memperkirakan tp bukan berarti so uzon. dan menjadi kengerian sy sendiri. Bisa saja nanti ada judul buku :
    – Ternyata “Islam Bukan agama yang hak atau mgkn Bkn agama yg terakhir”
    – Ternyata “Nabi Muhammad bkn Rosul terakhir”
    – atau mgkn “Ternyata Al-Quran bkn kitab terakhir”
    – Ternyata dan ternyata ternyata dan ternyata …
    Na udzubillah…
    hanya karena Otak sepintar mgkn bs memutar balikkan fakta dan bahasa.dgn argumen2nya.
    sy hanya menyeru untuk selalu waspada karena Iman yng selalu naik turun.

    Thanks to EsDe.
    Atas ilmu sunnah yg disampaikan oleh Baginda Rasulullah.

     
  15. enjoy aja

    Oktober 31, 2011 at 5:58 am

    hal seperti ini memang sudah tidak aneh dan sudah berlangsung sejak lama. ini adalah pemikiran2 yahudi yg notabene adalah kaum yg selalu membangkang kepada Tuhan, yg memang sudah merasuk ke sebagian umat islam. Seperti yg saat ini dikenal dengan istilah sekularisme,pluralisme,liberalisme, dll,dll. Di Indonesia sendiri juga cukup banyak “orang2 pintar” yg seperti ini, malah mereka dianggap tokoh2 pemikir Islam. Inilah hebatnya Yahudi, mereka bisa membuat orang menyebarkan faham2 mereka tanpa orang itu sadari. Orang2 itu membungkus kesesatan dengan “kepintaran” otak mereka, dengan bahasa2 ilmiah dan argumen2 yg “hebat”, sehingga kesesatan seolah2 menjadi kebenaran dan kebenaran seolah2 adalah kesesatan. Tujuan dari semua itu adalah agar timbul keragu-raguan di hati umat terhadap kebenaran yang diturunkan oleh Tuhan. Ini sudah menjadi sunatullah sebagai ujian bagi orang2 yg berada dijalan-Nya di akhir zaman ini. Jadi tidak usah terlalu ditanggapi pemikiran2 seperti itu, tingkatkan saja iman kita kepada-Nya dan berusaha menjadikan syariat Tuhan menjadi syariat di negeri ini dan di muka bumi, dimulai dari diri sendiri dan keluarga kita. Dan jangan kuatir dengan segala tipu daya dan rencana2 orang yg membenci kebenaran dari Tuhan, karena Dia berfirman “….Mereka membuat rencana (tipu daya), dan Allah pun membuat rencana (pula). Dan Allah adalah sebaik-baik pembuat rencana.” (QS:Al-Anfal : 30)

     
  16. naun

    Januari 26, 2012 at 4:37 am

    kesimpulan yg saya ambil utk diri saya sendiri adalah ternyata yg diciptakan dari tanah hanya nabi Adam, sedang kita keturunanya dari mani. artinya apapun itu “bendanya” kalau Allah meniupkan Ruh dan berkata “kun” maka jadilah manusia. Subhanallah Maha Besar Allah..

     
  17. siapa aja

    Juli 23, 2012 at 3:00 am

    saya rasa agus kurang mendalami ayat ayat qur’an yang saya rasa pemikiran agus adalah tidak benar.

     
  18. kucinggarong

    Agustus 17, 2012 at 7:58 am

    gini aja,… coba tanya aja kalao emang nabi adam as dilahirkan, ibunya siapa ?
    tanggal bulan tahun berapa ?
    kalao gak bisa jawab, itu artinya ‘mengada ngada aja’ …
    dan memang nabi adam as itu diciptakan, kita gak bakal tau tahun,bulan tanggal berapa.. karena udah jelas pada saat penciptaan, ndak mungkin masuk ruang dan waktu,… yang jelas itu adalah rahasia ALLAH SWT,..

    dan kalao mas agus salah, ya mohon dimaafkan.. gak usah dihajar babak belur gituuu… orang kan gak sempurna maaasss…
    dan kebenaran hanya datangnya jelas dari ALLAH SWT,…

    terima kasih…

     
  19. wong bodho

    Agustus 19, 2012 at 2:49 am

    Meminjam kata-kata orang bijak :
    ” Ciri2 orang yang ikhlas adalah orang yang merasa belum ikhlas.”
    ” Ciri2 orang pintar adalah orang yang merasa belum tahu apa2 ”
    ” Ciri2 orang bodoh adalah orang yang merasa paling tahu ”
    ” Ciri2 orang yang benar adalah orang yang merasa belum pernah melakukan kebenaran ”
    …….Silahkan introspeksi diri kita masing2, termasuk golongan manakah kita ????

     
  20. Mbah surep

    September 5, 2012 at 12:42 pm

    Mbah iki wong tuwek nak, gak ngerti ngunu-ngunu iku. seng ngerti cumak tak gendhong kemana-mana. pikiran nek di gendong manungso iku mesti ake salahe pikirane. luwih parah maneh nek di gendong setan, pikirane isine salah tok. pikiran seng bener sejatine iku mesti di gendong marang gus ti Alloh. pesenku siji nak. mareng sakpadane wong islam iku gak oleh lok-lok an, mergo nek ngelokno wong Islam liane podo karo ngelokno awak e dewe. mbah yakin biang kerok e nek porum iki awale pikirane kulo, yo mbah dewe di gendong setan terus ngomong porum nek web iki di gawe ajang lok-lok an. aku yakin iki wes di rangcang ambek setan sakdurunge mbah teko. mulo kabe ojok kepancing ambek setane simbah. engkok isok di cengklungno nek kolam neroko.

     
  21. Ayub

    Oktober 4, 2012 at 1:37 am

    aku ndak paham kaya gini reekk

    coba yukk di tanyakan langsung sama bapak agus mustofanya biar g miss kom

    yukk cuss

    kann sesama muslim haarus saling husnudzon
    heheheh

     
    • opix

      Januari 27, 2013 at 4:59 pm

      salam ukhuwah……
      Gak ush bercoment n berargument yg gak2…
      Skr klo kita masih meragukan kekuasaan Allah ttg penciptaan nabi adam…sungguh sangat lah tipis keimanan kita kepada Allah…yg gak masuk akal menurut sy adalah patung yg manusia buat sendiri malah d sembah sendiri …jd sadarlah secerdas2nya akal manusia masih ada batasnya…

       
  22. suryaxs

    Januari 10, 2013 at 12:29 pm

    yang dikatakan agus mustofa memang ada benar dan ada salahnya juga. tetapi janganlah berburuk sangka seperti itu. biarkanlah agus mustofa mengukakan pendapatnya. kalau memang nggak setuju jangan dihiraukan atau boleh berkomentar selayaknya. toh juga nanti kalau agus mustofa terkenal juga nggak apa-apa. dalam Q.S. Fatir/35:45 dijelaskan bahwa “tidak ada sesuatupun yang lebih besar dan sabar terhadap gangguan melebihi apa yang didengar oleh Allah. Orang-orang kafir itu menuduh bahwa Dia mempunyai anak, namun Dia tetap memberikan kesejahteraan dan rezeki kepada mereka”. bersikaplah sabar dan suka memaafkan kesalahan orang lain, serta membalas kejahatan dengan kebaikan, sesuai dengan sifat halim pada Allah swt.
    so, janganlah berburuk sangka, biarkan agus mustofa mengukakan pendapatnya sendiri. toh kalau agus mustofa salah juga dapat balasannya koq, tenang aja. yang terpenting ini hanya sebagai perkiraan manusia. janganlah terlalu melebihkan menghancurkan, sampai merendahkan orang lain. biarkan aja. kalau orang berakal pasti bisa mencerna buku itu. ingat bahwa Al-Qur’an bisa dijadikan sebagai ilmu pengetahuan seperti teori big bang. jangan terlalu mencerna buku terlalu keagamaan tetapi juga pakai ilmu yang kita ketahui. kesimpulannya. sesama muslim janganlah berburuk sangka kalau dia salah biarkan saja dia, berbuat sesuka hatinya. ini hanyalah sebuah ilmu menurut orang bukan sebuah perubahan pada ayat Al-Qur’an kan?. memang saya akui kita juga mempunyai pikiran yang berbeda-beda, tetapi alangkah baiknya jangan mengomongkan kejelekan orang lain, kalau ingin protes, diskusilah dengan agus mustofa, jangan sebagai orang yang pengecut. tanyakan kepada dia langsung. dan diskusikanlah secara bersama-sama sehingga tidak ada yang berburuk sangka. justru yang comment malahan yang berdusta. hindarilah, istighfar. kita juga belum mengetahui kejelekan agus mustofa janganlah menjelkkan orang dengan alasan yang belum kuat dan mengungkapkan segala keburukan orang lain. saya juga mengerti kok kalau kita juga bebas comment. dan ingat jangan selalu berburuk sangka ya, orang islam koq berburuk sangka, islam KTP?. kalau tidak setuju tanyakan kepada orangnya langsung atau biarkanlah seperti ulama tidak mau membahas buku yang dikeluarkan agus mustofa. ingat Al-Qur’an banyak sekali ilmu di dalamnya, dan jangan terlalu menyimpang. mendingan ngomongin masalah yang belum ada di Al-Qur’an. kalau sekiranya ada salah mohon dimaafkan ya. maklum menurut pemikiran saya. sekian dan jangan membicarakan keburukan orang lain. kita kan orang islam betul tidak?

     
  23. tryan

    Januari 31, 2013 at 12:37 am

    waaahhhh… artikeL ny sihh dh sLsaiii di bacaaa.. giliran baca komentya gk sangguupp.. tkuttt yg di bahas mlahh nmbahhh ribeettt..

     
  24. judas

    April 13, 2013 at 4:11 am

    penciptaan adam itu opini..sedangkan tuhan yg mnciptakan adam itu bukan sebuah opini..

     
  25. ngaji sampe mati

    Mei 12, 2013 at 9:13 am

    Alloh aja tidak ber agama kok pada repot sih he he he ayoo dong yg pakar pada bikin buku membantah bukunya mas agus… biar ada refrensi lain

     
    • Prawiradibrata

      Juni 22, 2013 at 1:26 pm

      Pusar pada mamalia (hewan menyusui) termasuk manusia adalah bekas terlepasnya tali pusar (setelah dilahirkan), yang menghubungkan sari makanan dan pernafasan bayi ketika masih dalam kandungan. Semua mamalia termasuk manusia pasti memiliki pusar, yang menjadi bukti sebagai individu makhluk yang tercipta dengan proses kerlahiran, Bagaimana dengan Nabi Adam, apakah ada kemungkinan nabi Adam tidak memiliki pusar ?

       
  26. berpikirlah

    Juni 11, 2013 at 8:38 am

    90% yang comment disini belum baca bukunya 🙂

     
  27. Prawiradibrata

    Juni 23, 2013 at 4:41 am

    Bandingkan dengan penyebutan dengan tegas haramnya daging babi, al Qur’an tidak menyebutkan dengan tegas bahwa Nabi Adam dilahirkan atau tidak dilahirkan, Adam manusia pertama atau bukan manusia pertama. Tampaknya itu semua bukan fokus perhatian dari ayat-ayat tentang penciptaan Nabi Adam, tapi lebih pada menegaskan bahwa Allah menjadikan Adam sebagai khalifah di bumi atau Nabi pertama. Dengan dasar fakta semua manusia memiliki pusar, maka cukup bagi saya sebagai muslim untuk menyimpulkan bahwa Nabi Adam memiliki pusar, yang disimpulkan berikutnya bahwa Nabi Adam hadir di bumi ini tentu melalui proses kelahiran. Ini sudah sunnatullah sebagai Ayat qauniyyah (tanda tanda kekuasaan dan hukum Allah berlaku dan tergelarkan di alam), Allah Maha Besar.

     
  28. Prawiradibrata

    Juni 26, 2013 at 6:38 am

    Dalam Al Qur’an disebutkan Nabi Adam diciptakan dari tanah, tidak disebutkan “diciptakan langsung” dari tanah sebagaimana dalam banyak penafsirannya. Al Qur’an menyebutkan bahwa semua manusia diciptakan “dari diri yang satu” yang berjenis wanita (خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ) yang berarti dilahirkan. Jika dilahirkan tentu dipertanyakan siapa orang tua Nabi Adam ? Ini juga tidak disebutkan Al Qur’an. karena bukan fokus penekanan. Yang jelas diungkapkan dalam al Qur’an (QS Al baqarah [2] : 30; QS As Shaad [38]: 71-73; QS Al-Hijr [15] : 28-29). adalah 1) isarat telah adanya spesies manusia (basyaran) sebelum Adam hadir di bumi, 2) disebutkan perumpamaan penciptaan Isa dengan seperti perumpamaan penciptaan Adam : “Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.(QS Ali Imran:59). Adam diciptakan dari tanah dan Isa dilahirkan. Dengan logika matematika, jika A=B, maka B=A, sehingga dapat disimpulkan :.
    1. Nabi Adam dan Nabi Isa adalah manusia makhluk Allah. (bukan Tuhan/anak tuhan)
    2. Secara fisik Nabi Adam dan Nabi Isa diciptakan (disusun) dari unsur tanah (materi dan zat kimia
    bumi) dan secara biologis mererka hadir di dunia melalui proses kelahiran , tidak dibentuk
    langsung dari tanah.
    3. Nabi Adam dan Nabi Isa dilahirkan melalui proses reproduksi aseksual partenogenesis
    (Parthenogenesis yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa dibuahi).

     
  29. sharinnegan (@sharinnegan1)

    Juli 31, 2013 at 5:14 pm

    (QS 16. An Nahl : 93) Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.

    (QS 22. Al Hajj : 8-9-10-11). Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya. dengan memalingkan lambungnya untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Ia mendapat kehinaan di dunia dan dihari kiamat Kami merasakan kepadanya azab neraka yang membakar.
    (Akan dikatakan kepadanya): “Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya”. Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi[980]; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.

    (QS 25. Al Furqaan : 27-28-29) Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.

    (QS 25. Al Furqaan : 34-33) Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya. Orang-orang yang dihimpunkan ke neraka Jahannam dengan diseret atas muka-muka mereka, mereka itulah orang yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya.

    (QS 31. Luqman : 6) Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.

    (QS 36. Yaasiin : 62) Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu, Maka apakah kamu tidak memikirkan ?

    (QS 41. Fushshilat : 26) Dan orang-orang yang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka”.

    (QS 41. Fushshilat : 29) Dan orang-orang kafir berkata: “Ya Rabb kami perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jinn dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina”.

    (QS 40. Al Mu’min : 34-35) Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: “Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya. Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu. (Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka[1322]. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.

    (QS 40. Al Mu’min : 73-74-75) kemudian dikatakan kepada mereka: ” Manakah berhala-berhala yang selalu kamu persekutukan, (yang kamu sembah) selain Allah?” Mereka menjawab: “Mereka telah hilang lenyap dari kami, bahkan kami dahulu tiada pernah menyembah sesuatu”. Seperti demikianlah Allah menyesatkan orang-orang kafir. Yang demikian itu disebabkan karena kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan).

     
  30. sharinnegan (@sharinnegan1)

    Juli 31, 2013 at 5:56 pm

    Motif pencari kesenangan dunia (gak salah, silahkan bagi yang suka):
    1. usaha dan perdagangan yang menguntungkan
    salah satu triknya: menarik minat mencari tau, kalau berupa buku harus kontroversial sehingga orang hrs beli untuk bisa tau isinya.
    2. meskipun dari sebab perbuatanmu akan ada yang memusuhimu tetapi selalu akan ada yang mendukungmu.
    apapun yang anda buat di bumi ini pasti ada yang mendukungmu, krn begitulah Allah selalu memelihara makhlukNya meskipun perbuatan keji dan ataupun munkar selalu dilakukan oleh makhlukNya, karena apa: akan ada masa berakhirmya makhluk berjalan di muka bumi dan akan ada hari pembalasan.
    kita tiada ada hak menilai amal diri ini akan diterima atau tidak, apalagi amal orang lain.
    cukup jalankan saja hidupmu secara hati2 mengikuti petunjuk kitabNya yang tdk digubah2 yaitu Al Quran yang diturunkan kepada rasulNya yang terakhir yaitu Muhammad ibnu Abdullah, semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepadanya.

    (QS73. Al Muzzammil : 10) Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.

     
  31. sharinnegan (@sharinnegan1)

    Juli 31, 2013 at 7:35 pm

    (QS 2. Al Baqarah : 143) Dan demikian Kami telah menjadikan kamu umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

    (QS 3. Ali ‘Imran : 187) Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan janji itu[258] ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.

    (QS 4. An Nisaa’ : 1) Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

    (QS 10. Yunus : 66) Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga.

    (QS 45. Al Jaatsiyah : 21) Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.

    (QS 45. Al Jaatsiyah : 23-24-25)
    Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
    Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.
    Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang jelas, tidak ada bantahan mereka selain dari mengatakan: “Datangkanlah nenek moyang kami jika kamu adalah orang-orang yang benar.”

    (QS 45. Al Jaatsiyah : 31-32-33)
    Dan adapun orang-orang yang kafir (kepada mereka dikatakan): “Maka apakah belum ada ayat-ayat Ku yang dibacakan kepadamu lalu kamu menyombongkan diri dan kamu jadi kaum yang berbuat dosa?”
    Dan apabila dikatakan (kepadamu): “Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar dan hari berbangkit itu tidak ada keraguan padanya”, niscaya kamu menjawab: “Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya)”.
    Dan nyatalah bagi mereka keburukan-keburukan dari apa yang mereka kerjakan dan mereka diliputi oleh (azab) yang mereka selalu memperolok-olokkannya.

    (QS 45. Al Jaatsiyah : 35) Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat.

     
  32. sharinnegan (@sharinnegan1)

    Juli 31, 2013 at 7:41 pm

    (QS 27. An Naml : 83-84) Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok). Hingga apabila mereka datang, Allah berfirman: “Apakah kamu telah mendustakan ayat-ayat-Ku, padahal ilmu kamu tidak meliputinya, atau apakah yang telah kamu kerjakan?”.

    (QS 30. Ar Ruum : 29) Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun.

     
  33. Husni Mubaroq

    November 6, 2013 at 3:46 pm

    Tulisan yang keren gan, saya mendukung anda

     
    • indrawidjaja

      Januari 7, 2014 at 10:27 pm

      Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah dan memang hanya demi Allah semata, dan terima kasih atas dukungannya, kami mengharapkan juga doanya agar terus diberi ketetapan hati Istiqomah dalam pembentengan Aqidah umat

       
  34. sunan

    Januari 24, 2014 at 7:29 am

    Saya pernah baca buku salah satu buku AM yg kata saudara saya “bagus”. Ternyata ada hal yg sangat ANEH dalam buku tsb. Dalil yg AM pake hanya Alquran dan tidak ada satu hadist pun. Saya baca sekali lagi…….betul-betul tidak ditemukan satu hadist pun.

    Apakah penulis (AM) adalah seorang yg “INGKAR SUNNAH”?????? Indikasinya sih begitu…..atau semi ingkar sunnah.

    Padahal manusia yg paling paham tentang alquran adalah Rasulullah saw.
    Jadi lihat hadist nabi tentang apakah adam dilahirkan……pasti tuntas.

     
  35. ridhata

    Maret 4, 2014 at 2:48 am

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh, semoga Allah melimpahkan petunjuk dan hidayahnya bagi saudara-2 ku semua yg s/d saat ini msh istiqamah mengkaji ayat-2 Allah yg tersurat maupun yg tersirat. Krn memang sesungguhnya Islam menghendaki umatnya agar selalu cinta utk menimba dan menggali ilmu-2 yg telah ‘disebarkan’ oleh Allah ke seluruh penjuru alam ini, dan kita pun juga sering melihat banyaknya ayat-2 Al qur’an yg membahas ilmu-2 ini, baik IPTEK [ astronomi, biologi, fisika, geologi, kedokteran, dll ] maupun ilmu lainnya, dan diharapkan nantinya umat islam akan menjadi umat yg maju baik dlm segi peradaban maupun akhlak nya.
    Mengenai buku-2 yg ditulis oleh sdr Agus mustofa, sebagian besar saya juga telah membacanya, dan memang hampir semuanya memiliki judul yg menarik [ ternyata akhirat tdk kekal, ternyata Adam dilahirkan, Adam tak diusir dr surga, dll ]. Dan menurut pendapat saya pribadi sebagian dr isi buku-2 tersebut banyak memberikan masukan pemikiran dan informasi yg menarik, sebagiannya ada yg mengandung kebenaran, tapi sebagiannya lagi msh mengandung kontroversi dan msh diperlukan kajian utk membuktikannya baik dr sisi ilmiah maupun dr sisi agamisnya [ pendekatan Al qur’an dan Hadits ].
    DI dalam penulisan buku-2 nya, ada hal-2 yg menurut saya agak ‘kurang pas’, yaitu beliau banyak menyandarkan pada penafsiran-2 ayat Al qur’an yg metodologi penafsirannya lebih banyak memakai pendekatan logika beliau, serta pembuatan teori-2 / hipotesa-2 yg juga banyak bersumber dr pemikiran-2 beliau dan teori-2 / hipotesa dr bebrp ahli. Dan dari kedua sumber inilah beliau langsung mengambil kesimpulan dan membuat suatu pernyataan yg seakan-2 bersifat ‘mutlak’, ini bisa dilihat dari seringnya memakai kalimat ” Ternyata …..” .
    Disini saya akan coba memaparkan bebrp uraian dan argumen saya lebih banyak dr kajian sisi logika [ sedikit dr sisi pendekatan ayat juga, krn mohon maaf utk dr sisi ini saya memang msh blm berkompeten dan msh harus banyak belajar ], dan utk saat ini kita fokuskan pada tema diatas yaitu : pernyataan ternyata Adam dilahirkan dan Adam tdk diusir dr surga.
    Di dalam buku ini terdapat poin-2 penting yg bebrp garis besarnya adalah :
    a. Sebelum manusia modern / homo sapiens dominan menghuni bumi, bumi ini lebih dulu dihuni banyak jenis manusia purba
    b. Adanya pemberitahuan dari Allah kpd para malaikat bahwa Allah akan menciptakan manusia yg akan menjadi khalifah di bumi
    c. Proses penciptaan Adam dinyatakan dlm buku ini bahwa Adam dilahirkan dr rahim salah satu jenis manusia purba yg hidup waktu itu, begitu juga Hawa yg dilahirkan setelahnya
    d. Allah memberikan pengajaran kpd Adam mengenai bebrp hal [ nama-2 benda, dll ]
    e. Allah berfirman agar Adam dan hawa dpt tinggal di dlm surga dan menikmati semua yg tersedia di dlmnya, kecuali ada larangan utk mendekati pohon [ buah ] larangan.
    f. Adam melanggar perintah Allah, setelah Adam bertobat maka Adam dan Hawa dikeluarkan dr surga menuju Bumi, dan pd akhirnya diperintahkan mengelola bumi tsb [ menjadi khalifah ].Dan menurut versi Agus M, surga itu ya tempatnya di bumi ini.
    Mari kita bahas bersama-2 satu persatu :
    Poin a : Kita semua saat ini pasti sdh setuju dan mengetahui dr data-2 prasejarah dan rekam jejak fosil bahwa banyak jenis manusia purba, termasuk salah satu jenis manusia purba yg berjalan tegak dan memiliki kemampuan berburu spt Neanderthal
    Poin b : Kita juga sdh mengetahui dr informasi ayat-2 dlm Al qur’an dimana Allah berfirman akan menciptakan dan menjadikan manusia di muka bumi.
    Poin c : Disinilah kontroversi ini berawal, disini sdr Agus Mustofa menafsirkan bahwa penciptaan Adam dari tanah [ dan juga tdk mengindahkan firman ” Kun ‘ ] yg dimaksud disini bukan spt sim salabim langsung muncul begitu saja, tapi melalui proses dan jalur yg alami yaitu lewat rahim salah satu manusia purba, dan yg dimaksud dg ‘ bersal dari tanah ‘ adalah suatu proses alami yg panjang dimana unsur-2 tanah membentuk elemen dr manusia purba yg pertama kali dan pd akhirnya diturunkan juga ke Adam dg perantaraan kelahiran tadi. atas dasar apa kesimpulan ini ? apakah ada data sejarah dan rekam jejak fosil yg membuktikan demikian ? tdk ada, krn hanya bersifat asumsi saja. Dan misalnya pula, ini berandai-2 saja, misalkan Adam dilahirkan secara alami, apakah Adam dibesarkan oleh ‘ibu ‘ manusia purba tadi ? dan dgn beda intelektual antara homo sapien dg manusia purba apakah tdk akan ada masalah dlm berinteraksi sekian lama mulai Adam bayi s/d dewasa ? krn bila disuatu komunitas yg sejenis ada jenis yg berbeda dg mereka, baik dr segi intelektual maupun segi ‘penampilan’ nya [ krn struktur fisik manusia purba jelas beda dg homo sapien ] apakah tdk menimbulkan konflik fisik misalnya, dan apakah jenis baru yg lebih unggul ini bisa diterima ? disini sdr Agus mustofa tdk menjelaskan hal-2 ini, padahal informasi mengenai interaksi antar jenis manusia ini sangat penting utk disampaikan.
    Poin d :Diinformasikan secara jelas dlm Al qur’an bahwa Allah mengajarkan kpd Adam mengenai banyak hal termasuk nama-2 benda, kegunaannya, dll. Kalau menurut pernyataan sdr Agus M yg beragumen Adam dilahirkan dan dibesarkan oleh manusia purba, bagaimana bentuk pengajaran kpd Adam, apakah lewat manusia-2 purba tsb ? padahal kita tahu bhw dr segi intelektualitas Adam [ homo sapien ] berbeda jauh dg manusia purba. kalau bukan manusia purba yg mengajari lalu bgm caranya informasi-2 tsb dipelajari Adam ? disini Agus M juga tdk menjelaskan.
    Poin e : Kita tahu juga bahwa dlm Al qur’an Allah berfirman agar mempersilahkan Adam dan Hawa tinggal di Surga dan bebas menikmati apa-2 yg tersedia kecuali ada larangan mendekati pohon larangan. Disini pun penafsiran mayoritas para ulama yg tentunya bersumber dr Al qur’an dan hadits sepakat bahwa memang Adam dan Hawa berada di surga dg segala kenikmatannya, sedangkan menurut sdr Agus M yg dimaksud surga ya di bumi ini. Lalu yg menjadi pertanyaan adalah bgm mendefinisikan ‘ silahkan menikmati fasilitas kenikmatan surga ‘ sedangkan kita tahu di bumi segala sesuatu tdk diperoleh dg seketika, bahkan meski utk ukuran masa itu, makanan harus dicari dan diburu, harus berlindung dr binatang buas dll, lalu beliau juga tdk menjelaskan dimana dan bgm posisi manusia-2 purba yg menurut beliau menjadi ‘ org tua Adam ‘ tsb, apakah msh bersama-2 Adam dan Hawa ? juga tdk dijelaskan.
    Poin f : terakhir, setelah Adam melanggar larangan Allah, di dlm Al qur’an dijelaskan maka tampak aurta keduanya [ Adam dan hawa ], setelah itu Adam dan Hawa bertobat, dan Allah pun menerima taubat mereka, setelah itu Adam dan hawa dipersilahkan meninggalkan surga dan ‘ menuju’ bumi, dan diperintahkan mengelola bumi dgn segala kesulitan dan rintangan yg akan dihadapi. Disinipun sdr Agus M juga msh bersandar pd asumsi dan teori semata yg menyatakan bahwa semua proses itu terjadi di bumi tanpa ada data sejarah yg jelas.

    Dari kesemua uraian diatas ternyata kita menemukan bahwa sdr Agus M banyak memakai asumsi-2 , teori / hipotesa nya sendiri tanpa ada dukungan data yg jelas, padahal kita tahu kesemua proses kejadian Adam dan hawa adalah suatu rangkaian peristiwa yg terjadi jauh dimasa lampau dan satu-2 nya penjelasan yg dijadikan pedoman adalah ayat-2 yg tercantum dlm Al qur’an.
    Jika kita menjelaskan peristiwa-2 tsb dg bersandarkan pd ayat-2 Al qur’an , bukan saja membuat kita lebih paham apa yg sebenarnya terjadi tapi juga menghindarkan kita dari segala penafsiran yg menyesatkan.
    Kita meyakini bahwa Allah menciptakan Adam dr tanah, kita meyakini penciptaan Adam melalui kehendak Allah yg diterjemahkan dlm kalimat ” KUN “, kita meyakini bahwa Allah mengajari Adam mengenai segala sesuatunya termasuk nama-2 benda-2, kegunaannya, dll, dan Allah mengajar dg perantaraan kalam, adapun metode pengajaran, berapa lama waktu pengajaran, dll, itu kita tdk lah mengetahui, selain itu kita meyakini bahwa Adam dan hawa memang ditempatkan ‘sementara waktu’ di surga dg segala fasilitas kenikmatannya, hanya saja kita tdk mengetahui apakah surganya itu sama dg surga yg bakal ditempati pd akhir jaman ataukah berbeda, dan kita juga meyakini bahwa nabi Adam a.s dan hawa meninggalkan surga tadi dan utk selanjutnya ditempatkan di bumi yg memang sedianya diperuntukkan buat mereka kelola / menjadi khalifah.
    Dalam membuat kesimpulan atau membuat suatu pernyataan, kita sebagai manusia yg berilmu tentu tahu tahapan-2 metodologinya, dimulai dg menyusun hipotesa lalu mengumpulkan data-2 otentik, lalu menguji hipotesa-2 dg bantuan data yg kita peroleh barulah kita peroleh kesimpulan yg sifatnya pun msh relatif, apabila ada tambahan data atau informasi baru haruslah di uji lagi lebih lanjut, dst. Dalam hal ini kita tentunya menghargai apa yg telah di lakukan Sdr Agus Mustofa dalam melakukan kajian-2 mengenai peristiwa-2 yg termaktub dlm Al qur’an, dan harus kita akui pula beliau banyak menyumbangkan pemikiran-2 dan teori-2 yg bisa menambah khazanah wawasan kita, meski spt yg sdh saya sebutkan diatas bhw sebagian memang msh mengandung kontroversi dan msh harus di uji dan di kaji lebih lanjut bagi dr segi ilmiah maupun dari segi pendekatan agamis [ ayat-2 dan hadits ] sehingga kedepannya bisa dipertanggungjawabkan ke akuratannya, dan tdk lagi hanya mengandalkan asumsi-2 dan teori-2 / hipotesa [ dengan membuat penafsiran bebas ayat-2 Al qur’an ] lalu membuat pernyataan : ” Ternyata …. “.
    Mohon maaf karena uraiannya mgkn terlalu panjang, dan juga mohon maaf kalau di dalam uraian diatas msh banyak terdapat kesalahan-2, Allah yg lebih mengetahui, dan mohon jg koreksinya.
    Terima kasih, Wassalam

     
  36. mentari junior

    Oktober 4, 2014 at 4:16 pm

    sanggahan yang sangat bernafsu … geleng2 kepala …

    jika ingin mengkritisi ,, kalau memang ini ilmiah ,, mungking lebih baik dikritisi secara ilmiah yang di dalamnya tanpa ada campuran nafsunya …

     
  37. antho

    Oktober 10, 2014 at 1:06 am

    yg komen dsini 98% blm baca bukux ne..trims

     
  38. Asep Suparman

    November 7, 2014 at 6:54 am

    Penerapan logika matematika A = B dan B = A dalam hal ini sepertinya tidak tepat. Jika dipandang dari ilmu Bayan, ada istilah “Tasybih” yang memiliki 4 unsur: “musyabbah, musyabbah bih, wajhu syibh, dan adat tasybih.” Dalam hal ini tentu saja penciptaan Nabi Isa adalah “musyabbah,” dan penciptaan Nabi Adam adalah “musyabbah bih.” Ini kok seakan logikanya malah dibalik — penciptaan Nabi Adam jadi “musyabbah,” dan penciptaan Nabi Isa “musyabbah bih.” Hal ini tidak bisa dibalik karena keduanya berbeda. Hanya ada kemiripan, dan kemiripan inilah yang disebut “wajhu syibh” yang dalam tidak adanya ayah. Konteks Ali Imran: 59 ini adalah bantahan terhadap keyakinan kaum Nasrani. Allah menggunakan qiyas untuk menyatakan bahwa penciptaan Nabi Isa tanpa ayah itu bukan hal yang mustahil bagi Allah.

     
  39. Edi Supriyanto

    November 24, 2014 at 1:37 pm

    Para ulama banyak yg gak komen buku AM, karena buku AM dalam uraian bukunya memang sarat Ilmu pengetahuan dan teknologi terkini yang di budang ini banyak tidak dikuasai para ulama, banyak yang komen AM meninggalkan hadis karena memang tidak semua hadis menjelaskan permasalahan dalam Al Quran, misalnya tentang astronomi, tata surya, ilmu kimia, fisika dan lain-lain yang sering dibahas dalam buku AM. Sedangkan tafsir bisa berubah mengikuti tren perkembangan zaman.

    Menurut saya dari pada berbantahan atau saling menghujat, saya tawarkan kita datangkan AM atau kita yang mendatangi kediamannya karena pada tiap minggu petama awal bulan diselenggarakan pengajian Padang Masyar yang di situ kita bisa berdiskusi atau berpendapat atau komen semua pemikirannya, saya kira itu lebih fair…

     

Tinggalkan komentar